Kemerdekaan dan Martabat hanya bisa direbut dengan paksa

Syeikh Khader Adnan mengajarkan kepada kita melalui keteguhan dan ketabahan Beliau bahwa kemerdekaan dan martabat hanya bisa direnggut dengan paksa dari tangan penjajah, dengan perut kosong. Martabat, kemerdekaan, dan kehormatan itu tidak dijual juga tidak dapat dibeli. Mereka para pahlawan yang bertahan maupun gugur di balik jeruji besi para kriminal penjajah, mereka para pahlawan ini membela kehormatan dan martabat kita semua manusia yang merdeka, merebut kemerdekaan bangsa dari tangan para najis kriminal, menjadi teladan bahwa jeruji besi bukanlah akhir dari segalanya. Rumah paling indah di Baitul Maqdis dan negeri-negeri bermartabat lainnya adalah rumah yang anggota keluarganya dipenjara dan menghadapi penderitaan yang paling tidak terbayangkan demi membela kemerdekaan.

Bumi Langit

7/13/20257 min read

Khader Adnan

Martabat hanya bisa direnggut dengan paksa (1/5)

Wahai anak-anak laki-laki, wahai anak-anak perempuan...,

Wahai saudara-saudara laki-laki, wahai saudara-saudara perempuan...,

Wahai pembeli, wahai siapa pun Anda di toko-toko...,

Wahai yang mencari nafkah...

Ada yang mencari sesuatu yang lebih berharga daripada nafkah.

Mereka mencari Kemerdekaan kita. Untuk Kehormatan kita. Untuk Martabat kita.

Ia tidak dibeli. Ia tidak dijual.

Martabat tidak dibeli. Juga tidak dijual.

Justru, martabat itu harus direnggut dengan paksa, dengan perut kosong!

Mereka memperjuangkan Martabat saya dan kalian!

Mereka membela Kehormatan saya dan kalian!

Mengapa kita meninggalkan Hisyam?

Dan untuk siapa kita meninggalkan Hisyam?

Untuk anjing-anjing mana?

Untuk anjing-anjing pemukim mana?

Untuk Bennett?

Untuk Gantz?

Dengan kekejaman mereka?

Untuk siapa di antara mereka?

Apakah kita telah kehilangan Martabat kita? Yang memungkinkan penajajah menginjak-injak kita?

Apakah kita telah kehilangan Kehormatan kita?

Apakah kita telah kehilangan kartu yang menjadi kekuatan kita? Yang memungkinkan penjajah membunuh Martabat kita?

Dengan pembunuhan Hisyam?

Seorang Guru dan Tukang Roti Sang Pejuang Kemerdekaan (2/5)

Hari ini (3 Mei) menandai peringatan gugurnya salah satu pemimpin Palestinian Islamic Jihad (PIJ), sang pejuang kebebasan, seorang guru, seorang tukang roti, dan seseorang yang meninggal dengan sangat mulia sebagai syuhada, Syekh Khader Adnan, yang wafat setelah pertempuran panjang melawan kebrutalan para sipir penjara Zionis di mana Syekh melakukan aksi mogok makan selama 86 hari. Kematiannya memicu respons langsung dari Perlawanan yang kemudian meningkat dengan cepat setelah pembunuhan 3 pemimpin PIJ oleh IOF (israel occupation forces atau tentara pendudukan) yang memicu pertempuran "Pembalasan Para Pencari Kebebasan (Revenge of the Free)".

Hari ini, ketika rakyat kami terus berjuang dalam pertempuran yang paling signifikan dalam sejarah pembebasan Palestina, kita mengenang Syekh Khader, sang tukang roti, Pemimpin Perlawanan, guru, tahanan yang memilih berjuang untuk martabat dan kebebasan negaranya di atas segalanya. Kita mengenang keteguhan hatinya, dedikasinya pada Perjuangan Para Tahanan, pada keluarganya, pada komunitasnya, dan pada Perlawanan.

Kita mengenang Syekh dalam bagaimana dia mengajar kita untuk berdiri teguh, untuk tidak pernah menyerah di hadapan penindasan. Kita mengenang Syekh dalam cintanya yang meluap, kebijaksanaannya, dan kemanusiaannya, sebuah kesaksian bahwa Perlawanan itu dari rakyat untuk rakyat.

Kita memahami bahwa ketika Perlawanan melancarkan aksi Al-Aqsa Flood terhadap penjajah tanah kami Palestina, aksi tersebut tidak lain menuntut akhir yang segera dari penderitaan akibat penyiksaan, dan pembebasan penuh untuk Rakyat Palestina yang dikurung di penjara Zionis. Ini menjawab seruan Syekh Khader yang tanpa lelah berjalan di jalan-jalan tanah kami menceritakan kisah-kisah para tahanan, bersuara untuk mereka, mendesak kita untuk melihat kondisi Rakyat kami yang dipenjara, melakukan sesuatu, menyelamatkan mereka.

Ratusan Pejuang bangkit pada 7 Oktober (2023) untuk tujuan membebaskan rakyat kami yang dikurung oleh penjajah. Untuk Syekh Khader. Untuk semua tahanan. Dari Revenge of the Free hingga Al-Aqsa Flood, kita mengenang bagaimana semua pertempuran ini terhubung melalui waktu, karena Perlawanan terus berdiri teguh untuk mengakhiri perang genosida dan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan untuk martabat dan kebebasan rakyat kita.

RNN (Resistance News Network) akan membagikan video, cerita, dan gambar Syekh Khader Adnan untuk memperingati kematiannya, sebagai pemimpin perlawanan dan ikon perjuangan para tahanan.

Siapa Syekh Khader Adnan? (3/5)

Syekh Khader Adnan adalah Simbol Perlawanan. Dia adalah seorang tukang roti, matematikawan, dan ayah dari sembilan anak. Dalam 45 tahun hidupnya, dia telah ditangkap oleh Zionis atau Otoritas Palestina yang berkhianat sebanyak 12 kali. Pada enam kesempatan, dia melakukan aksi mogok makan (hunger strikes) yang panjang.

Sebenarnya, Syekh lah sang pelopor Aksi Perlawanan Ini (hunger strikes) di penjara Zionis. Meskipun dia bukan tahanan pertama yang melakukan mogok makan, Syekh Khader menciptakan persamaan pertempuran perut kosong dalam salah satu aksi mogok makan pertamanya pada tahun 2011, yang menarik perhatian masyarakat dunia pada isu Penahanan Administratif (administrative detention, penahanan tanpa kesalahan, tuduhan atau pengadilan) dan menciptakan tsunami ribuan tahanan yang ikut melakukan mogok makan dalam bulan-bulan dan tahun-tahun setelahnya.

Selama aksi mogok makan heroik selama 66 hari, Syekh Khader menyatakan dari sel penjaranya dalam video yang direkam: "Aksi mogok makan akan terus berlanjut! Aksi mogok makan akan terus berlanjut! Aksi mogok makan akan terus berlanjut! Sampai pembebasan, kehormatan, dan martabat Palestina diperoleh."

Syekh Khader memenangkan kebebasannya dari penjara zionis meskipun menghadapi penyiksaan, pelecehan, isolasi di sel tikus, dan ancaman dari IOF saat melakukan aksi itu. Entitas zionis sangat ketakutan dengan gerakan yang sedang diciptakan oleh Syekh Khader.

Pada tahun 2015, Syekh melakukan aksi mogok makan lagi, dan penjajah zionis mengancamnya dengan pemberian makanan paksa, teknik yang digunakan di Guantanamo yang telah digunakan IOF untuk membunuh para tahanan Palestina di masa lalu.

Pada tahun 2018, dia melakukan lagi aksi mogok makan sebelum mendapatkan kebebasannya. Delapan tahun hidupnya telah dihabiskan di penjara zionis, sebagian besar di bawah penahanan administratif tak terbatas.

Dari Bobby Sands hingga Samer Al-Issawi dan Hisham Abu Hawwash, ribuan tahanan telah menggunakan strategi mogok makan, menggunakan tubuh mereka sebagai senjata melawan penindas mereka. Samer Al-Issawi melakukan mogok makan terpanjang yang pernah dilakukan oleh tahanan Palestina pada tahun 2012, mencapai 166 hari.

Syekh Khader mengilhami 2.000 tahanan untuk melakukan aksi mogok makan serupa selama 28 hari beberapa bulan sebelumnya, dan mengilhami 1.500 tahanan lainnya untuk melakukan mogok makan yang sama pada tahun 2017.

Setelah pertempuran Saif Al-Quds pada Mei 2021, era baru gerakan tahanan Palestina yang terinspirasi oleh Syekh Khader Adnan dimulai, ditandai dengan puluhan aksi mogok makan yang berhasil, seperti mogok makan sang tahanan, Hisham Abu Hawwash selama 141 hari. Syekh Khader telah menggunakan taktik baru seperti penolakan untuk mengambil suplemen atau pemeriksaan medis, mengilhami orang lain.

Syarat-syarat persamaan pertempuran jelas: pengadilan zionis tidak sah dan Rakyat Palestina ditahan tanpa kesalahan, tuduhan maupun pengadilan. Zionis bersikeras pada eksekusi lambat (pembunuhan), sesuai dengan prinsip genosida yang dilakukan oleh entitas penjajah itu di Gaza, dan mencoba memperpanjang aksi mogok makan tahanan yang sangat sabar nan teguh ini selama mungkin.

Pada 5 Februari, Zionis menculik Syekh Khader yang bebas dari rumahnya di Jenin. Dia mengumumkan aksi mogok makannya dari saat itu, saat dia dibawa pergi oleh zionis, dengan kepala yang tegak. Tidak seperti 11 penangkapan lainnya, zionis membawa tuduhan terhadapnya kali ini, mengklaim bahwa dia milik organisasi PIJ yang dianggap oleh zionis sebagai penebar teror. Syekh memandang tuduhan ini tidak berdasar, dan pada tahun 2023, seperti pada tahun 2012, aksi mogok makan ini terus berlanjut.

Mogok makan ini telah menjadi yang paling keras dampaknya bagi tubuhnya. Kesehatannya semakin memburuk secara signifikan, dan Faksi Perlawanan telah mengancam kemungkinan respons yang keras jika Syekh menjadi syahid karena eksekusi lambat yang disengaja oleh para zionis itu. Syekh Khader tetap teguh, namun dia membutuhkan dukungan rakyat Palestina dan para sekutu Palestina untuk mendapatkan kebebasannya.

Otoritas Palestina terlibat dalam pembunuhan Syekh Khader Adnan (4/5)

Tidak perlu dokumen Pentagon yang bocor untuk mengkonfirmasi kebenaran yang jelas bahwa Otoritas Palestina (Palestinian Authority) bertindak sebagai lengan komprador (perpanjangan tangan) penjajah, yang secara aktif berpartisipasi dalam penindasan dan genosida rakyatnya sendiri. Fakta ini jelas jika kita mendengarkan kesaksian orang-orang Palestina: mereka yang telah ditangkap oleh PA lebih banyak dari IOF lakukan, mereka yang disiksa, dipukuli, dan lebam oleh PA karena mengibarkan bendera dengan warna yang dilabeli "salah" oleh para pengkhianat ini, atau memilih untuk melawan, para mahasiswa yang dikejar oleh PA karena berani melakukan aktivitas politik, rakyat yang ditangkap hanya karena melindungi para mahasiswa ini dari penjajah sebelum diserahkan langsung kepada mereka.

Kita bisa mengamati semua ini dan menyimpulkan bahwa Otoritas Palestina adalah Musuh Pembebasan. Atau kita bisa menunjukkan fakta bahwa iblis kapitalisme yang berkhianat ini menjual 3/4 Palestina tanpa imbalan apa pun. Kita bisa melihat bagaimana Otoritas Palestina memperlakukan Basil Al-Araj, Ahmed Sa'adat, Musab Shtayyeh, atau Nizar Banat untuk memahami hal ini. Atau mungkin lebih langsung mencerahkan, kita bisa melihat bagaimana mereka memperlakukan Syekh Khader Adnan.

Otoritas Palestina memiliki andil dalam pembunuhan Syekh Khader Adnan. Ini bukan pertama kalinya mereka mencoba untuk menghilangkan Raksasa Perlawanan ini. Tiga dari 13 penangkapan Syekh Khader adalah oleh PA, bukan entitas Zionis. Kemunafikan dan kekejaman PA terlihat dalam serangan dan upaya tak terhitung pada kehidupan Syekh Adnan, yang berpuncak pada kematiannya.

Rumah Jagal Areeha (5/5)

Syekh Khader Adnan mempublikasikan kesaksian tentang penyiksaan yang dialaminya di rumah jagal Areeha, penjara brutal yang disebut "Otoritas" yang telah menahan sejumlah Pemimpin Perlawanan. Dia menceritakan bagaimana mereka para pengkhianat ini (Otoritas Palestina di Ramallah) memasang kantong di atas kepalanya, melemparinya, menamparnya, dan menyiksanya dengan cara-cara tidak manusiawi dengan borgol khusus, sengaja menargetkan anggota tubuhnya dalam upaya untuk melumpuhkan Raksasa Perlawanan ini saat dia masih menjadi mahasiswa muda di Birzeit. Mereka menarik jari-jarinya dan memborgolnya ke jendela selama berjam-jam. Mengapa? Karena sebagai mahasiswa dia berani meng-organisir upaya pembebasan Palestina dari penjajahan.

Episode ini menandai awal dari saga lima aksi mogok makan heroik Syekh Khader Adnan. Bukan melawan penjajah, tetapi melawan Otoritas Palestina. Di sini, dia belajar bahwa "kebebasan direbut, tidak diberikan, dan keheningan tentang ketidakadilan ini adalah ketidakadilan terhadap diri sendiri dan keterlibatan dalam ketidakadilan terhadap orang lain." Dia menceritakan bagaimana perwira PA yang menyiksanya (Faleh Arar) kemudian menjadi kepala komite keamanan PA.

Syekh Khader menulis, "Saya ditangkap di penjara penjajah dan melakukan mogok makan seperti yang saya lakukan di Areeha... Tahun-tahun telah berlalu, penangkapan [oleh PA] telah berulang, berubah menjadi penganiayaan dan percobaan [pembunuhan terhadap saya] dengan pakaian sipil. PA maju, berkembang, memfitnah, dan menghasut... Mereka membunuh Nizar. Hari ini, mereka ingin membunuh kami dengan menyebarkan tuduhan palsu dan menghasut rumah-rumah Para Syuhada, Para Tahanan, yang terluka, dan melakukan pengawasan jarak jauh."

Syekh Khader berdiri teguh. Ketika PA membunuh kritikus Nizar Banat, dia menyatakan, "Siapa pun yang membunuh Nizar Banat mencoba membunuh saya." Pasukan PA dan Fatah mencoba mengambil nyawanya, melepaskan tembakan ke arahnya di Nablus setelah serangkaian serangan panjang. Syekh Khader mengatakan, "Sepertinya mereka tidak membutuhkan 14 orang untuk membunuh saya, seperti yang mereka lakukan dengan Nizar Banat."

Anak-anak Oslo (Perjanjian Oslo, perjanjian diam-diam antara PA dan penjajah yang membuat 3/4 tanah Palestina jatuh ke tangan penjajah) menyerang dan menyiksa syahid heroik Syekh Khader Adnan, dan hari ini mereka menangis air mata buaya untuk jiwanya yang lebih terhormat daripada seluruh nilai "Otoritas". Ketika Basil Al-Araj dibunuh oleh IOF dengan bantuan PA, PA datang untuk menyerang Syekh Khader lagi. Ayah Basil Al-Araj menulis: "Saya menebus Anda dengan jiwa saya, wahai Syekh Khader Adnan, wahai penakluk Tatar."

Pada pemakaman Basil setelah Syekh Khader diserang oleh PA, Syekh Khader mengarahkan pesan kepada musuh-musuh pembebasan ini: "Jika suatu hari saya gugur (syahid), jangan ada yang mendekati jenazah saya, jangan masuk ke rumah-rumah kami, jangan bergabung dengan kami dalam berduka cita, belasungkawa, atau perayaan kami, karena kalian memiliki kebencian dan kelancangan terhadap kami melampui  besarnya kebencian dan kelancangan penjajah terhadap kami."

Memang, pasukan PA menyerang pawai kemarahan Rakyat Palestina yang mengutuk pembunuhan Syekh Khader hari itu, bahkan kurang dari 24 jam setelah kematiannya. Kematian Syekh Khader sayangnya lagi-lagi menjadi bukti pengkhianatan Otoritas Palestina yang berkhianat. Meskipun mereka mengklaim mewakili kepentingan Palestina dan rakyatnya, tindakan mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip pembebasan.

Berulang kali, Otoritas yang gagal ini telah menunjukkan pola pengkhianatan, penindasan, dan kekerasan terhadap mereka yang berjuang untuk pembebasan dan siapa pun yang berani menantang "otoritas" yang ditunjuk Zionis. Kasus-kasus ini mengingatkan bahwa jalan menuju pembebasan adalah melawan normalisator, parasit, dan kekuatan yang bekerja untuk melemahkan Perlawanan.

Hanya melalui keteguhan Para Legenda seperti Syekh Khader Adnan, Basil Al-Araj, dan Nizar Banat, yang telah menghadapi penderitaan tidak terbayangkan di tangan Otoritas Memalukan itu, bahwa jalan menuju pembebasan itu ditempuh. Kemuliaan bagi syuhada. Memalukan dan hidup hina dina bagi normalisator dan penyusup,

Disadur dari Resistance News Network (https://t.me/PalestineResist)