Musuh bangsa kita sama: penjajahan & pengkhianatan

Selamat pagi, Gaza.

Hari ini Minggu, 19 Januari 2025. Jam menunjukkan pukul 8:30 pagi. Matahari tanggal 8 Oktober bersinar ​sekarang dan waktu baru saja mulai bergerak lagi.

Selamat pagi, Gaza.

Semoga damai menyertai rakyatmu. Semoga damai menyertai luka-lukamu. Semoga damai menyertai perut-perut yang kosong. Semoga damai menyertai tulang-tulang yang berserakan di jalan-jalan, yang menunggu untuk dikuburkan.

Penghormatan untuk para pahlawanmu:

Kepada para dokter, perawat, tenaga medis yang tidak pernah meninggalkan tugas mereka, bekerja siang dan malam dalam kondisi yang paling tidak manusiawi untuk menjahit, memperbaiki, dan menyembuhkan luka. Mereka yang menyaksikan rumah sakit berubah menjadi medan perang —bertempur, terbakar, dan dibom— menjadi tempat-tempat paling berbahaya di Gaza, tetapi menolak untuk pergi.

Penghormatan untuk para jurnalis yang bersuara di tengah gemuruh pengeboman, hingga genosida itu merenggut 205 nyawa mereka sendiri. Mereka tetap di lapangan, tidak terpengaruh, tidak gentar, berkomitmen untuk menyebarkan kebenaran.

Kepada tim pertahanan sipil yang telah menarik korban selamat dari bawah reruntuhan selama 15 bulan dengan tangan kosong. Ambulans mereka menjadi sasaran, ditembak, dan dibom, tetapi tidak pernah berhenti.

Kepada para ibu di Gaza: kami mencium tangan yang memasak, memeluk orang yang mereka cintai, menyeka air mata dan darah, dan bangkit dalam dinginnya malam untuk menggumamkan doa—atau meneriakkannya—hingga hari ini.

Kepada para ayah, saudara, dan putra kami yang berjuang dan menulis dengan darah mereka kisah-kisah epik paling bersejarah di zaman kita. Yang menahan tenda-tenda agar tidak beterbangan di musim dingin, dan memadamkan api ketika halaman rumah sakit dibom.

Lima belas bulan telah berlalu.

Selamat pagi, Gaza. Selamat pagi, jiwa dari jiwa kita.

Aku berjanji untuk mendedikasikan sisa hidupku untuk mengabdi hingga engkau bebas.

Semoga kedamaian menyertai Perlawanan yang berjuang hingga menang. Semoga kedamaian menyertai darah kami yang tertumpah dari Lebanon Selatan hingga Jenin, dari Irak, Iran, dan Yaman untuk engkau, Gaza—hingga pantaimu.

Perang mungkin berakhir hari ini, tetapi pertarungan masih jauh dari selesai. Kami akan kembali. Kami akan membangun kembali. Kami akan menyembuhkan.

Kami akan terus menceritakan kepada dunia kisah wilayah kecil ini yang membangunkan kami pada Sabtu pagi untuk menuntut kebebasan bagi para tahanan di penjara kolonial. "Banjir" yang menyapu bersih semua kekuatan jahat di dunia yang berkumpul untuk meredam teriakan kebebasan. Gaza, yang berjuang atas nama kemanusiaan, dengan segala yang baik, melawan segala yang jahat.

Kami selangkah lebih dekat menuju pembebasan.

Kemuliaan bagi para syuhada.

Kesembuhan bagi yang terluka.

Kebebasan bagi rakyat kami yang dipenjara.

"Hiduplah dengan gagah berani seperti ini, wahai bendera, karena setelah Tuhan, kami berlindung padamu."

Disadur dari https://t.me/RNN_Archive